Sabtu, 15 Oktober 2011

WORKING GROUP ON ANTI-AGING & REGENERATIVE MEDICINE, PERKAPI

Bandung, 30 September - 1 October 2011


PERKAPI membentuk "Kelompok Kerja" untuk sama-sama menangani dan mengajak para dokter Indonesia untuk ber-praktek Anti-aging secara Benar, Sehat dan Wajar...

Kelompok ini akan dibina oleh para pakar didalam bidangnya masing-masing, seperti yang terlihat dalam foto diatas ini…

Senin, 01 Agustus 2011

BANTU LATIH PERWIRA KESEHATAN

Jakarta, 31 Juli 2011
Mengajarkan methoda cepat Pelatihan "BASIC HYPNOSIS & HYPNOTHERAPY"


Membantu melatih beberapa Perwira Kesehatan dari RSAL Jakarta…


Menjelaskan “struktur” dari proses hypnosis…


Setelah mengenal “struktur” proses hypnosis, dengan mudah ia melakukannya sendiri…


Menjelaskan “struktur” hypnosis untuk menghilangkan rasa sakit…




Voluntir ini tidak rasakan sakit sama sekali ketika perutnya dicubit keras2…

Senin, 06 Juni 2011

BAGIAN OTAK ANDA YANG MANA YANG DOMINAN?



Anda miliki sepasang otak, otak kanan dan kiri...
Bila otak kanan dominan, anda akan sangat artistik, imajinatif...
Dan pada umumnya sangat kreatif...

Sedangkan bila otak kiri yg dominan, anda akan lebih logis...
Lebih teknis dan lebih realistis...

Kedua tipe ini masing2 punya kelebihan dan kekurangan...
Anda tergolong yg mana?
Cara cepat untuk kenali diri anda...

Bila saat menyaksikan Opera van Java / Sole dkk, anda terhibur...
Tertawa puas2 bahkan bisa sampai keluar air mata...
Maka anda adalah tipe "otak kanan dominan"...

Sebaliknya, bila anda bosan dan bahkan bisa sampai rasa jijik yg ditimbulkan...
Jelas anda adalah tipe "otak kiri dominan"...



He..he..

Selasa, 03 Mei 2011

DESERTASI DOKTOR GAGA IRAWAN NUGRAHA

Senin tgl 2 Mei 2011, saya ikut menguji Desertasi DOKTOR dalam bidang Ilmu Kedokteran di Fakultas Pasca Sarjana UNPAD Bandung.

Fakulas Pasca Sarjana UNPAD:



Promovendus adalah Dr Gaga Irawan Nugraha, MS, SpGK. Dr Gaga adalah bekas murid bimbingan saya sewaktu mengambil Jenjang Magister Sains (MS) dalam bidang Ilmu Gizi Klinik / Kedokteran di FKUI Jakarta.
Waktu itu Dr Gaga lulus dengan predikat Cum Laude.

Di UNPAD ini saya bertindak sebagai Co-Promotor.
Judul Desertasi Dr Gaga: “PENGARUH PERBEDAAN BERAT LAHIR, KEJAR TUMBUH DAN POLIMORFISME GEN PPAR-γ PADA MASSA LEMAK DAN MASSA BEBAS LEMAK SAAT DEWASA”.

Pada hari itu saya minta tolong pada teman untuk mebantu mengambil gambar / foto2 pada saat Sidang Desertasi nanti dilaksanakan.

Sebelum acara Sidang Ilmiah:




Prof Dr Walujo Soerjodibroto

Ternyata hanya dua foto diatas inilah yang akhirnya terambil oleh teman saya ini. Sewaktu Sidang Ilmiah berlangsung, dia tidak terlihat batang hidungnya.

Sidang Ilmiah berlangsung lancar dan Dr Gaga lulus dengan nilai bagus sekali.
Dr Gaga memperoleh predikat CUM LAUDE.

Foto sewaktu masa bimbingan:


Prof DR Dr Ponpon Idjradinata , SpA(K): Prof DR Dr Sri Hartini, SpPG-KEMD; Prof Dr Walujo Soerjodibroto, MSc, PhD, SpGK(K); Dr Gaga Irawan Nugraha, MS, SpGK

Foto ini diambil pada Pertemuan Bimbingan yang dilakukan beberapa waktu lalu.

Ternyata si-tukang foto ini telah masuk ke Ruang Sidang yang keliru. Dia masuk Ruang Sidang lain yang kebetulan juga sedang menyelenggarakan Sidang Desertasi DOKTOR. Ruang yang ia masuki adalah Ruang Sidang Desertasi Bidang Ilmu Hukum.

Pada saat kesemuanya sudah selesai, saya tegur si-tukang foto ini.

“Wah bingung”, jawabnya, “Ada delapan Professor disana! Baju mereka sama, gayanya juga hampir sama!”, katanya selanjutnya.

“Agar tidak keliru, saya foto ke-delapan2-nya semua”, tambahnya, “Saya bahkan ikuti seluruh Sidang sampai selesai”.

Lha…yang difoto kan orang2 yang berbeda??

Lagipula menurut saya Desertasi DOKTOR Ilmu Kedokteran dan DOKTOR Ilmu Hukum pastinya jauh berbeda….

Tadinya saya ingin marah, akhirnya justru terpasa ketawa…

Selasa, 11 Januari 2011

MEMBACA FOTO AURA


Prof Dr Walujo Soerjodibroto PhD, SpGK


Bagi yang mampu membaca AURA...

Pasti mampu melihat kelemahan / kekurangan saya...

Atau kelebihan?...

He...he...

Minggu, 02 Januari 2011

PERINGATAN HARI ULANG TAHUN IKATAN DOKTER INDONESIA (IDI)

Hotel Hyatt Arya Duta, Jakarta, 24 Oktober 2010.
Upacara peringatan Ulang Tahun IDI yang ke-60.




Ketua IDI dan mantan Ketua-ketua IDI masa lalu:
Dr Priyo Sidi Protomo SpR(K), Dr Kartono Muhamad, Prof Dr Azrul Aswar MPH.




Pemotongan Tumpeng oleh Ketua IDI Dr Priyo Sidi Pratomo SpR(K).



Prof Dr Walujo Soerjodibroto SpGK(K) (PERKAPI).



Prof Dr Yahya Kisyanto SpJP, SpPD (PERKAPI).



Prof Dr Errol Hutagalung SpB(K) & Prof Dr Oetama Marsis SpOG(K).



Dr Frans Santosa & Dr Theryoto.


Prof Dr Amir Syarif Sp FK(K) & Dr Sukarto.

Sabtu, 25 Desember 2010

KENALILAH KERJA OTAK ANDA


Pada masa embrio, otak itu terdiri dari 3 bagian: 1. Otak depan, 2. Otak Tengah, dan 3. Otak belakang.


Otak depan kemudian berkembang menjadi Cortex cerebri (cerebral cortex), bagian otak yang pada manusia paling berkembang sempurna. Cortex cerebri ini terdiri atas 2 bagian (lobus) yakni: 1. Otak (lobus) kanan, dan 2. Otak (lobus) kiri. Disinilah terjadi semua proses yang berkaitan dengan intelegensia manusia, termasuk didalamnya proses berpikir dan berkreasi dll. Cortex cerebri adalah bagian otak yang paling berperan dan paling menentukan sehingga manusia menjadi cerdas seperti sekarang ini. Manusia menjadi mahluk utama yang paling mulia didunia ini.


Otak tengah dan otak belakang berkembang menjadi “batang otak”. Otak belakang akan menjadi bagian otak yang disebut medulla, pons, dan formasi reticularis. Otak belakang ini menghubungkan otak dengan saraf spinalis (spinal cord) yang ada di tulang belakang. Adapun pons menghubungkan medulla dengan cerebellum yang fungsinya membantu mengatur koordinasi gerakan-gerakan diseluruh bagian tubuh kita.


Medulla berfungsi mengatur mekanisme kerja berbagai bagian tubuh yang penting yang bersifat otonomik, seperti: Denyut jantung, laju pernapasan, dan tekanan darah dll. Sedangkan formasi reticularis berupa suatu network serabut saraf yang berfungsi mengatur koordinasi berbagai aktifitas penting pada manusia seperti kondisi sadar, tidur dll.

Otak tengah atau mesencephalon adalah bagian otak pada manusia yang paling kurang berkembang. Tugas utama otak tengah adalah berupa semacam stasiun relay, terutama terhadap informasi-informasi pendengaran dan penglihatan, juga mengontrol kooordinasi gerakan berbagai bagian-bagian diseluruh tubuh kita. Fungsi otak tengah ini juga barkaitan dengan kemampuan intuisi serta hal-hal lain yang terkaitan dengan ini. Sayangnya pada manusia bagian otak yang ini kurang berkembang.



Cerebellum mengatur dan mengkoordinasikan informasi yang datang dari pusat keseimbangan badan yang letaknya di bagian telinga tengah, dengan saraf-saraf sensorik, dan dengan fungsi pendengaran serta penglihatan kita. Cerebellum juga mempunyai fungsi penting dalam proses memori dan kemampuan belajar seseorang.

Karena lingkungan, kehidupan, serta tantangan yang dihadapi manussia yang sudah semakin rumit dan komplex, maka ini kesemuanya memerlukan kerja yang luar biasa dari sistim integensia kita. Oleh karenanya otak depan, terutama cortex cerebri pada manusia sebegitu berkembangnya sehingga merupakan bagian otak yang secara fisik dan secara fungsi men-dominasi bagian-bagian otak lainnya.

Seperti telah disebut diatas, otak tengah sangat berkaitan dengan fungsi intuisi kita. Intuisi ini sangat diperlukan sekali untuk kelangsungan hidup semua mahluk di dunia. Kemampuan intuisi ini masih sangat berkembang pada binatang. Sebaliknya, kehidupan manusia moderen ini kurang memerlukan intuisi setajam yang ada pada binatang. Otak depan manusia sedemikian berkembang dan sampai-sampai mengalahkan otak tengah baik dari segi fisik / anatomis ataupun dari segi fungsi. Kita semua telah mendengar bagaimana menjelang terjadinya tsunami di Thailand, gajah-gajah sudahmenjadi gelisah, sedangkan manusianya masih santai bersuka-ria.



Otak tengah manusia bisa dilatih, terutama bila otak masih dalam fase pertumbuhan. Dengan melatih otak tengah, manusia akan mampu meningkatkan kemampuan intuisi-nya. Anak-anak dapat diajarkan untuk mampu berjalan, menebak kartu, serta membaca dengan mata tertutup, serta kamampuan-kemampuan luar biasa lainnya, yang kesemuanya ini pada akhirnya bisa meningkatkan kecerdasan anak tsb.

Namun Tuhan itu pastinya sudah memiliki rancana besar dimana manusia dibuat / ditingkatkan intelegensianya, dan dikurangi kemampuan intuisinya. Dalam kondisi tertentu, intuisi kuat bisa sangat membantu dan sangat berguna., misalnya seorang pesulap, “orang pintar” yang mampu menolong / memperbaiki emosi orang lain, penjudi kartu dll. Orang-orang demikian ini terkesan berkemampuan / berperilaku cerdas. Dia akan dikagumi oleh banyak orang dimanapun ia berada.



Namun, ada pula ruginya. Kita tidak diharapkan memiliki kemampuan otak tengah yang terlalu dominan, misalnya seperti yang terjadi pada anak-anak indigo. Apa nyamannya bila suara-suara yang seharusnya tidak terdengar oleh manusia biasa (misalnya bila frekwensinya diatas 20.000 Hertz) bisa terus-menerus terdengar dan menggangu kenyamanan kita? Anda suka bila sesuatu yang mestinya tidak tampak, tiba-tiba muncul dan berada disamping anda? Apa nyamannya kalau intuisi kita memberitahukan bahwa tidak lama lagi kita akan mengalami celaka? Atau apa nyamannya kalau intuisi kita mengabarkan bahwa wanita pujaan yang sedang kita kejar pasti tidak akan menerima kita?

Dengan belajar melakukan hypnosis / hipnotherapi, dalam batas tertentu, otak tengah juga ikut meningkat kemampuannya, walau tidak setajam dan sekuat bila dengan pelatihan khusus yang langsung ditujukan pada otak tengah. Namun enaknya, kita akan mampu melakukan hal-hal istimewa ini hanya pada saat-saat yang kita meng-inginkan-nya saja. Dengan demikian, ketenteraman serta kenyamanan hidup sebagai manusia masih bisa wajar-wajar saja.



Dalam ilmu kedokteran moderen, hypnoterapi, hypnosliming dan sejenisnya sudah terbukti sangat besar kegunaannya. Cara ini bisa sangat efektif dipakai untuk mngubah mindset seseorang, agar ia bisa berubah untuk dapat menjalankan kehidupan yang lebih sehat. Cara ini juga bisa untuk meningkatkan kepercayaan diri. Dalam keadaan tertentu bisa dipakai sebagai sarana anesthesi yang efektif dan aman, dan tidak memberikan komplikasi yang berarti.